LDberita.id - Batubara, Pj Bupati Batu Bara, H. Heri Wahyudi Marpaung, S.STP, M.AP., menghadiri acara kenduri kampung di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, pada Jumat (19/07/2024).
Acara ini diadakan sebagai bentuk syukur para petani yang memasuki masa tanam cabai dan sekaligus memperingati bulan Muharaam 1446 H.
Hadir dalam acara tersebut para asisten dan Kepala OPD Pemerintah Kabupaten Batu Bara, Camat Lima Puluh Pesisir, dan Kepala Desa Lubuk Cuik.
Acara ini diisi dengan doa bersama, santunan untuk anak yatim piatu, dan makan bersama.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Heri Wahyudi menekankan pentingnya melestarikan kenduri kampung sebagai bagian dari adat budaya leluhur yang menunjukkan rasa syukur, memohon perlindungan dari musibah, dan berharap panen cabai tahun ini melimpah.
Namun, di balik rasa syukur dan harapan akan panen yang melimpah, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para petani di Batu Bara.
Praktisi hukum Batu Bara, Rudi Harmoko, SH, mengungkapkan terhadap kondisi pertanian saat ini, terutama terkait kelangkaan pupuk bersubsidi yang semakin mengkhawatirkan.
"Kenduri kampung ini memang momen penting untuk menunjukkan rasa syukur dan kebersamaan.
Namun, kita tidak boleh menutup mata terhadap kenyataan pahit yang dihadapi para petani kita.
Kelangkaan pupuk bersubsidi bukan lagi sekadar masalah kecil, ini adalah krisis yang mengancam kelangsungan hidup petani di Batu Bara," tegas Rudi Harmoko.
Rudi menyoroti bagaimana kelangkaan pupuk bersubsidi telah menyebabkan peningkatan drastis dalam biaya produksi, yang pada gilirannya mengancam kesejahteraan petani dan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Dia menekankan bahwa pemerintah daerah, terutama Pj Bupati Heri Wahyudi, harus segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini.
"Sebagai pemimpin, Pj Bupati Heri Wahyudi harus bertindak adil dan memastikan bahwa distribusi pupuk bersubsidi dilakukan dengan transparan dan merata.
Petani di seluruh wilayah Batu Bara berhak mendapatkan dukungan yang sama, tanpa diskriminasi.
Kegagalan dalam mengatasi masalah ini akan berdampak serius pada perekonomian daerah," tambah Rudi.
Rudi juga menyerukan perlunya peningkatan pengawasan dan penegakan hukum untuk mencegah penyelewengan dalam distribusi pupuk bersubsidi.
Dia menekankan bahwa ketidakadilan dan kelalaian dalam hal ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
"Kita tidak bisa lagi membiarkan petani berjuang sendiri menghadapi kelangkaan pupuk.
Pemerintah harus hadir di tengah-tengah mereka, memberikan solusi konkret dan memastikan bahwa kebijakan yang ada benar-benar berpihak kepada mereka.
Tanpa tindakan yang tegas, harapan akan panen melimpah hanya akan menjadi mimpi," kata Rudi dengan tegas.
Acara kenduri kampung ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana doa dan syukur, tetapi juga sebagai momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian di Batu Bara.
Dengan begitu, harapan akan panen yang melimpah dapat terwujud dan kesejahteraan para petani dapat meningkat." tandasnya. (Boy)