LDberita.id - Batubara, Setelah sekian lama terabaikan dan dalam kondisi yang nyaris memprihatinkan, Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Bulan-Bulan, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, akhirnya mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Batu Bara.
Proyek renovasi ini, yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 senilai Rp 260.267.638,50, telah dimulai dengan menggandeng CV. TRAP CEMERLANG sebagai pelaksana, dengan jangka waktu penyelesaian 90 hari kerja.
Namun, di balik kabar baik ini, sejumlah pertanyaan muncul. Apakah renovasi ini benar-benar dilakukan dengan niat untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Batu Bara.
Ramli Sinaga, Pengamat sosial yang pokus terhadap pelayanan kesehatan Batu Bara yang belakangan ini menjadi perbincangan masyarakat Batu Bara menyampaikan pandangannya dengan niat baik Dinkes P2KB Batu Bara.
"Kita harus apresiasi langkah Dinkes P2KB dalam memulai renovasi ini, tapi jangan cepat puas. Apakah proyek ini akan menghasilkan fasilitas kesehatan yang layak atau justru akan menjadi proyek asal jadi seperti yang sering kita saksikan?" ujarnya di lima Puluh Pesisir. Selasa (20/8/2024).
Ramli menegaskan bahwa perbaikan Pustu yang sudah lama dinantikan ini bukan sekadar soal menghabiskan anggaran, melainkan tentang memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat.
"Kondisi Pustu ini sudah lama sangat memprihatinkan, dengan bangunan yang nyaris tidak layak digunakan. Kalau renovasi ini tidak diawasi dengan ketat, besar kemungkinan kita akan mendapatkan hasil yang jauh dari harapan," tambahnya.
Masyarakat sekitar, yang selama ini terpaksa menerima kondisi Pustu yang minim perawatan, menyambut baik upaya renovasi ini.
Namun, mereka juga tidak menutup mata terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
"Kami berharap ini bukan sekadar janji manis. Pengalaman di masa lalu mengajarkan kami untuk tetap waspada.
Pengawasan dari masyarakat setempat sangat penting agar renovasi ini benar-benar bermanfaat," kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, Ramli Sinaga menekankan pentingnya transparansi dalam penggunaan anggaran dan proses pelaksanaan proyek ini. "Dengan anggaran sebesar ini, seharusnya kita bisa melihat perubahan yang signifikan.
Tapi jika ternyata hasilnya tidak sesuai harapan, kita tidak boleh diam. Kita harus mempertanyakan kemana perginya uang rakyat ini," tegasnya.
Kita tidak hanya berfokus pada pelaksanaan teknis, tetapi juga pada komitmen pemerintah daerah dalam memastikan bahwa setiap proyek yang dijalankan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat, bukan sekadar proyek untuk memenuhi laporan tahunan.
"Jika hasil renovasi ini hanya kosmetik belaka, tanpa meningkatkan kualitas pelayanan, maka ini sama saja dengan mengkhianati kepercayaan masyarakat," lanjut Ramli.
Renovasi Pustu Desa Bulan-Bulan, yang semula diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan layanan kesehatan di daerah tersebut, kini menjadi ujian bagi integritas pemerintah daerah.
Apakah proyek ini akan menghasilkan fasilitas kesehatan yang memadai, atau akan menjadi catatan kelam dalam daftar panjang proyek pembangunan yang tidak sesuai harapan?
Dengan waktu yang terus berjalan, harapan masyarakat tetap tinggi, namun demikian juga dengan pengawasan bangunan tersebut.
Akankah renovasi ini menjawab kebutuhan mendesak masyarakat Batu Bara akan layanan kesehatan yang layak, dan hanya waktu dan pengawasan ketat yang akan memberikan jawaban. tutupnya. (Boy)
.jpg)





