Batubara

INALUM Mulai Era Kemandirian Aluminium Nasional, Terima 21.467 Ton Alumina dari SGAR Mempawah

post-img
Foto : Inalum satu-satunya produsen aluminium milik negara, secara resmi menerima pengiriman perdana sebanyak 21.467 metrik ton (MT) alumina dari Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat

LDberiita.id - Kuala Tanjung, Komitmen Indonesia untuk memperkuat industri nasional berbasis sumber daya alam kembali menunjukkan hasil nyata.

PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), satu-satunya produsen aluminium milik negara, secara resmi menerima pengiriman perdana sebanyak 21.467 metrik ton (MT) alumina dari Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Alumina tersebut tiba di fasilitas smelter INALUM di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, menandai dimulainya fase baru dalam integrasi rantai pasok nasional dari bauksit hingga aluminium.

Pengiriman ini menjadi momentum penting dalam upaya hilirisasi industri tambang, sekaligus memperkuat kemandirian energi dan manufaktur nasional.

Seremoni simbolik pengiriman dilakukan melalui penekanan tombol unloader alumina, yang menandai dimulainya operasi rantai hilirisasi nasional secara penuh.

Acara ini disaksikan oleh jajaran manajemen INALUM serta perwakilan pemerintah dan pemangku kepentingan industri strategis lainnya, di Kuala Tanjung. Selasa (29/4/2025),

Direktur Utama INALUM, Ilhamsyah Mahendra, mengungkapkan bahwa pengiriman perdana ini merupakan buah dari kerja keras panjang lintas institusi dan generasi.

“Hari ini kita menyaksikan lahirnya tonggak sejarah baru dalam industri aluminium nasional. Pengiriman perdana alumina dari SGAR bukan sekadar logistik, tetapi simbol bahwa Indonesia mampu menghadirkan nilai tambah dari perut bumi sendiri, demi kemandirian industri dan penguatan ekonomi nasional,” ujar Ilhamsyah.

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia merupakan proyek strategis nasional yang dirancang untuk memproses bauksit menjadi alumina secara mandiri di dalam negeri. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun.

Sebanyak 500.000 MT dari jumlah tersebut akan digunakan oleh INALUM sebagai bahan baku utama produksi aluminium, sementara sisanya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Dengan kehadiran SGAR, Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina, tetapi juga mulai mengambil posisi strategis sebagai produsen aluminium yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara.

Proyek SGAR tidak hanya berdampak pada sektor industri, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi daerah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kehadiran proyek ini telah mendorong pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mempawah menjadi 6,62% pada 2024, meningkat sekitar 2,5% sejak 2021.

Selain menyerap ribuan tenaga kerja, proyek ini juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha daerah dan sektor pendukung lainnya.

Lebih jauh, dengan pengurangan ketergantungan terhadap impor, SGAR berpotensi menghentikan masuknya 56% alumina impor, yang selama ini digunakan sebagai bahan baku aluminium.

Pemerintah diperkirakan dapat menghemat devisa hingga US$ 3,5 miliar setiap tahun, menjadikannya salah satu langkah efisiensi terbesar dalam sektor pertambangan dan industri berat nasional.

Sebagai bagian dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, INALUM kini berada pada fase transformatif.

Dengan pasokan alumina yang kini bersumber dari dalam negeri, INALUM siap meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas kontribusinya terhadap sektor-sektor strategis seperti konstruksi, transportasi, kelistrikan, hingga kendaraan listrik berbasis baterai.

Langkah ini tidak hanya mendukung target transisi energi bersih, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem industri aluminium yang lebih berkelanjutan dan kompetitif. (Jas)

Berita Terkait