LDberita.id - Dua tahun masa kepemimpinan Edy-Ijeck sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinai Sumatera Utara, belum membuktikan visi misinya. Kelompok mahasiswa pun memberi kartu merah.
Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75, Kelompok Mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) di Sumatera Utara, menilai kinerja Gubernur Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah atau Ijeck belum signifikan.
Azlansyah Hasibuan, Ketua PMII Sumut mengatakan dua tahun kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah tidak ada kemajuan yang signifikan terhadap Provinsi Sumatera Utara di sektor infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.
"Sebagaimana kita ketahui, saat ini masih banyak jalan provinsi dan nasional yang rusak parah, khususnya di daerah perbatasan. Begitu juga pendidikan dan kesehatan. Ini artinya Pak Edy dan Pak Ijeck lemah, tidak mampu berkoordinasi dengan baik ke pemerintah pusat. Kita harapkan ke depannya Gubsu dan Wagubsu memperhatikan ini, kalau tidak sanggup mundur saja," tegas Azlan.
Ketua GMNI Sumut, Paulus Gulo juga mengatakan kebijakan yang dibuat dalam menjalankan tata kelola organisasi pemerintah masih carut marut. Banyaknya jabatan Eselon 2 yang dijabat oleh pelaksana tugas (Plt).
"Manajemen birokrasi Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara masih jauh dari harapan. Misalnya saja soal jabatan eselon 2 yang masih dijabat pelaksana tugas atau Plt. Padahal Edy dan Ijeck sudah mendapat tegur keras dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait carut marutnya lelang jabatan di Pemprovsu," kata Paulus.
Sementara itu, Ketua HIMMAH Sumut, Abdul Razak Nasution menegaskan, Edy dan Ijeck gagal menerjemahkan visi dan misi "Sumut Bermartabat" yang dielu-elukan pada masa kampanye 2018.
"Jelaskan kepada rakyat, di mana martabat Sumut ketika menjadi provinsi yang paling buruk mengelola anggaran covid. Di mana martabat Sumut ketika citra gubernur yang muncul ke hanya sifat tempramental tanpa solusi kongkrit. Atau sebutkan satu saja prestasi Gubernur dan Wakil Gubernur selama dua tahun ini," tegas Razak.
"Jangan-jangan, kegiatan seremonial peletakan batu pertama Sport Center dengan nilai fantastis, mencapai Rp 7,8 triliun pada hari ini (Jumat 14 Agustus 2020), justeru dijadikan topeng untuk menutupi kegagalan-kegagalan Edy dan Ijeck," sambungnya.
Kelompok mahasiswa di Sumut, kata mereka bertiga, saat ini menyatakan dan memberikan kartu merah kepada Edy dan Ijeck sebagai pemimpin Sumatera Utara. (js/drb)
.jpg)





