LDberita.id - Tangerang, Ny. Dr. Febyriani Heri Wahyudi, Ketua Pembinaan Posyandu Kabupaten Batu Bara, dengan semangat besar menegaskan komitmennya untuk memajukan Posyandu di Kabupaten Batu Bara.
Pernyataan ini disampaikan setelah dirinya menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Posyandu 2024 di ICE BSD, Tangerang, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Senin (26/08/2024).
Dalam Rakornas tersebut, disosialisasikan konsep New Posyandu, sebuah inovasi yang digadang-gadang akan merevolusi pelayanan masyarakat dengan memperluas cakupan Posyandu dari sekadar layanan kesehatan menjadi enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM), yakni kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketentraman dan ketertiban umum, serta sosial.
Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 menjadi landasan hukum untuk inovasi ini, yang disebut-sebut sebagai langkah signifikan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Namun, semangat revitalisasi yang dibawa Ny. Dr. Febyriani tampaknya bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.
Di Kabupaten Batu Bara, Posyandu masih terseok-seok menghadapi tantangan klasik yang tak kunjung teratasi, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Batu Bara seharusnya menjadi garda terdepan dalam pembinaan dan pemberdayaan Posyandu.
Seperti yang terlihat di beberapa desa, Posyandu masih kekurangan fasilitas dasar dan tenaga terlatih.
Para kader Posyandu, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa, mengeluhkan minimnya dukungan dan pelatihan dari Dinkes P2KB.
Seringkali, mereka harus berjuang sendiri tanpa bimbingan yang memadai, bahkan dalam menjalankan tugas-tugas dasar seperti pencatatan data gizi balita atau penyuluhan kesehatan sederhana.
Ironisnya, meskipun ada alokasi anggaran yang cukup besar untuk bidang kesehatan, penggunaannya kerap kali tidak tepat sasaran.
Misalnya, beberapa program yang digembar-gemborkan oleh Dinkes P2KB, seperti penyuluhan kesehatan dan distribusi alat kesehatan, hanya menjadi proyek formalitas tanpa dampak nyata bagi peningkatan kualitas pelayanan Posyandu.
Kondisi ini jelas memperlihatkan adanya ketidakmampuan Dinkes P2KB Batu Bara dalam membina dan memberdayakan Posyandu.
Bahkan, langkah revitalisasi yang dicanangkan dalam Rakornas tersebut, jika tidak diiringi dengan perbaikan nyata di lapangan, hanya akan menjadi sekadar wacana yang penuh janji tetapi tanpa aksi.
Masyarakat Batu Bara berhak mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas dan menyeluruh seperti yang diamanatkan dalam konsep New Posyandu.
Namun, jika Dinkes P2KB tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, inovasi ini hanya akan menjadi angin lalu, menyisakan ketidakpuasan dan frustrasi di kalangan masyarakat yang sudah lama menunggu perubahan.
Sebagai penutup, meskipun Ny. Dr. Febyriani Heri Wahyudi menunjukkan optimisme besar dalam membawa perubahan melalui New Posyandu.
Realitas yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa Dinkes P2KB Batu Bara harus segera berbenah dan mengambil langkah nyata untuk memastikan bahwa program-program ini tidak hanya menjadi jargon belaka, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat." tandasnya. (Boy)
.jpg)





