Batubara

PPD Hadirkan Rumah Baru untuk Yusnidar, Bukti Gotong Royong Masih Hidup

post-img
Foto : PPD bersama (IPB) Ikatan Ponsel Batu Bara saat mengunjungi rumah Yusnidar yang berada, di dusun 2 Nelayan, Desa Guntung

LDberita.id - Batubara, Di sudut Dusun 2 Nelayan, Desa Guntung, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, harapan perlahan dibangun kembali, rumah sederhana milik Ibu Sulasno Yusnidar, seorang ibu tangguh yang membesarkan lima orang anaknya kini sedang dalam proses pembangunan oleh Penggerak Penyantun Du’afa (PPD).

Sebelumnya, kondisi rumah Yusnidar jauh dari kata layak. Atap bocor, dinding rapuh, dan lantai yang hanya beralaskan papan lembab telah lama menjadi keseharian mereka. Ketika hujan turun, bukan kenyamanan yang datang, melainkan genangan air dan rasa waswas.

“Kala hujan turun, bukan kesejukan yang datang, tapi banjir kecil yang membasahi setiap sudut rumah, anak-anak saya menggigil dalam pelukan, mencoba tidur sambil memeluk mimpi tentang rumah yang tak bocor lagi,” tutur Yusnidar lirih, menggambarkan perjuangannya sehari-hari.

Namun, titik terang mulai muncul. PPD hadir dengan aksi nyata, memulai pembangunan rumah Yusnidar dari dasar.

Kini proses telah memasuki tahap pemasangan batu bata. Pembangunan ini tidak hanya menghadirkan dinding yang kokoh, tetapi juga harapan dan rasa aman bagi satu keluarga yang selama ini bertahan dalam keterbatasan.

Koordinator PPD Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Khairus Zaman, menyampaikan bahwa proses pengerjaan sudah berlangsung selama dua hari. “InsyaAllah, kalau tak ada halangan, Sabtu atau Minggu petang rumah ini akan selesai.

Kami bekerja dengan niat tulus untuk meringankan beban saudara kita yang sedang kesusahan,” ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada awak media, Selasa malam (22/4/2025).

Lebih dari sekadar membangun rumah, Khairus Zaman juga menyampaikan pesan moral yang kuat bagi generasi muda.

Ia mengajak seluruh pemuda Kabupaten Batu Bara untuk kembali menanamkan nilai-nilai gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

“Mari kita, generasi muda Batu Bara, bersatu dan bangkitkan kembali rasa gotong royong, pedulilah kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Kita mulai dari yang terdekat, yaitu jiran tetangga. Tanamkan niat yang ikhlas, jangan ada unsur kepentingan dalam setiap perbuatan kita demi membantu sesama,” tegasnya.

Mari kita bukti bahwa semangat kemanusiaan masih hidup dan tumbuh di tengah masyarakat. Mereka hadir bukan karena panggung, tapi karena panggilan hati.

Tanpa dukungan besar dari institusi formal, mereka bergerak dengan kekuatan solidaritas dan keikhlasan.

Pembangunan rumah untuk Yusnidar menjadi simbol nyata bahwa perubahan tidak selalu datang dari atas, tapi bisa dimulai dari bawah dari tangan-tangan yang rela bekerja, hati yang bersih, dan niat yang tulus.

Kini, di tengah batu bata yang tersusun dan peluh yang menetes, tumbuhlah sebuah pesan,"Bahwa kebaikan akan selalu menemukan jalannya asal ada yang mau peduli dan bergerak." tutupnya. (End)

Berita Terkait