LDberita.id - Batubara, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon Batu Bara, Ustadz Milhan mengatakan di Kecamatan Lima Puluh Pesisir, menekankan pentingnya menjadikan pesantren sebagai tempat yang aman, nyaman, dan ramah bagi para santri.
Hal ini disampaikannya dalam acara diskusi bersama pengasuh pondok pesantren Batu Bara dengan tujuan memperkuat komitmen pesantren terhadap pengasuhan berbasis hak-hak anak.Rabu (9/10/2024).
Ustadz Milhan menyampaikan bahwa pesantren memiliki peran yang sangat strategis sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia. "Pesantren bukan hanya tempat untuk menimba ilmu agama, tetapi juga rumah kedua bagi santri.
Oleh karena itu, kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal," ujarnya.
Menurut Ustadz Milhan, pesantren yang ramah anak merupakan wujud dari amanat konstitusi yang menjamin hak anak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman.
"Hak anak untuk mendapatkan perlindungan, pendidikan, dan lingkungan yang sehat adalah kewajiban kita sebagai pendidik.
Dengan menciptakan pesantren ramah anak, kita sedang menyiapkan generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan berkualitas," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa upaya mewujudkan pesantren ramah anak ini sejalan dengan Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 1262 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pengasuhan Ramah Anak di Pesantren.
"Keputusan ini menjadi panduan bagi semua pesantren dalam menjalankan sistem pengasuhan yang mengutamakan kesejahteraan anak.
Kita harus melaksanakannya dengan serius untuk memastikan bahwa hak-hak anak terlindungi di setiap pesantren yang ada diwilayah Kabupaten Batu Bara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ustadz Milhan menyoroti pentingnya peran pesantren dalam membentuk karakter generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Ia mengajak semua lapisan masyarakat bahwa selain memberikan pendidikan agama, pesantren juga harus mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
"Para santri yang kita didik di sini adalah calon pemimpin masa depan. Mereka tidak hanya akan berkontribusi dalam bidang keagamaan, tetapi juga di berbagai sektor kehidupan.
Kita harus memastikan mereka tumbuh di lingkungan yang positif, bebas dari kekerasan, bullying, dan tekanan mental," paparnya.
Milhan juga mengajak para pengasuh pesantren lainnya untuk berkolaborasi dalam menciptakan suasana pesantren yang lebih terbuka, ramah, dan inklusif bagi anak-anak.
"Perubahan ini tidak bisa dilakukan sendirian. Butuh komitmen bersama dari seluruh elemen pesantren untuk menjaga keamanan dan kenyamanan santri selama mereka menimba ilmu," ujarnya.
Upaya ini didukung penuh oleh Keputusan Dirjen Pendidikan Islam yang memberikan panduan bagi pesantren dalam mengimplementasikan pengasuhan berbasis hak anak.
Selain itu, pemerintah daerah dan kementerian terkait diharapkan turut melakukan pengawasan secara berkala guna memastikan standar pengasuhan di pesantren sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Harapannya, dengan adanya pengawasan yang baik dan keseriusan dari pihak pesantren, kita bisa mewujudkan lingkungan yang benar-benar mendukung perkembangan mental, spiritual, dan fisik para santri.
Pada akhirnya, kita akan melahirkan generasi yang unggul dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara," tutup Ustadz Milhan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pesantren-pesantren di Batu Bara, dan Indonesia pada umumnya, dapat terus bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik dan keagamaan, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi anak-anak." tandasnya. (End)
.jpg)





