Batubara - (LADANG BERITA)
Persoalan saldo bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kab Batubara yang dinilai tidak cukup kini viralnya nyaris menyamai virus corona.
Pasca terkuaknya belanja e-waroeng di setor ke rekening oknum petinggi BUMD Kab Batubara, kini puluhan ibu-ibu asal Desa Bogak, Kec Tanjung Tiram, Kamis (30/4/20), mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kab Batubara.
Mereka mempertanyakan perihal saldo bantuan PKH yang meraka terima tidak terisi sejak Januari 2020.
Selain itu sebagaian dari kaum ibu-ibu juga mempertanyakan saldo bantuan sembako yang mereka terima tidak sesuai dengan jumlah saldo sebesar Rp. 200.000.
Tak hanya di kantor Dinsos di Desa Gambus Laut, Kec Lima Puluh Pesisir, ibu-ibu ini bergerak berlanjut ke kantor perwakilan Dinsos di Lima Puluh.
Menurut salah satu peserta KPM PKH Salbiah mengaku sejak bulan Junuari 2020 tidak mendapatkan saldo sembako. Sementara di tengah wabah virus corona mereka mengaku ekonomi keluarga semakin sulit.
Senada diakui Marlinda yang turut hadir saat itu. "Saldo sambako KPM keluar tapi tidak sesuai dengan jumlah saldo. Bahan yang kami dapatkan beras 10 kg Rp 105.000, telur 10 butir Rp 15.000, wortel Rp.15. 000, dan jeruk 1kg Rp 15.000.
Jika ditaksir maka jumlah keseluruhan yang kami dapat sekitar Rp 150.000, dari jumlah saldo Rp. 200.000", ujarnya.
Dari masalah-masalah yang disampaikan, puluhan emak-emak meminta pihak terkait memberi kejalasan penyebab terjadinya kekosongan saldo PKH dan berkurangnya nilai saldo sembako KPM.
"Kok jumlah belanja dengan saldo berbeda, sisanya kemana. Kami minta pertanggungjawaban", pinta emak-emak tersebut.
Sebagai bentuk kekesalan, emak-emak meremas-remas dan menaruh di lantai stiker 'penerima bantuan' yang ditempel dirumah mereka sementara bantuan tidak diterima.
Korda Bansos Kab Batubara Sony Agatha menyarankan para penerima KPM membuat pernyataan tertulis diatas materei terkait keluhan yang disampaikan. (Ramli)
.jpg)





