Batubara

Petani Cabai Tak Lagi Bahagia: Koperasi BAJ Gagal, Kadis UMKM Diminta Lepas Jabatan

post-img
Foto : Koperasi Berkah Abadi Jaya (BAJ) yang mengelola Rumah Produksi Bersama (RPB) Pasta Cabai di Kabupaten Batu Bara menuai sorotan (Poto/Zein)

LDberita.id - Batubara, Kinerja Koperasi Berkah Abadi Jaya (BAJ) yang mengelola Rumah Produksi Bersama (RPB) Pasta Cabai di Kabupaten Batu Bara menuai sorotan tajam.

Tidak hanya dianggap tidak produktif, koperasi ini juga dinilai gagal mendukung petani cabai merah di tujuh desa, termasuk Desa Lubuk Cuik, Gunung Bandung, dan Pematang Tengah, yang kini semakin terpuruk akibat anjloknya harga cabai. Pada Oktober 2024, harga cabai merah di tingkat petani merosot hingga Rp10.000-Rp12.000 per kilogram.

Kondisi ini menjadi pukulan berat bagi petani, yang seharusnya mendapatkan perlindungan harga melalui intervensi koperasi. Namun, menurut Madan (43), seorang petani cabai di Desa Lubuk Cuik, keberadaan koperasi justru tidak memberikan solusi.

“Sejak berdiri, rumah produksi bersama yang dikelola Koperasi BAJ tidak memberikan manfaat bagi kami. Ketika harga anjlok, koperasi ini seolah tidak peduli. Kami dibiarkan menghadapi kerugian besar,” keluh Madan, Selasa (10/12/2024).

Hal ini menarik perhatian Pengurus Cabang Ikatan Wartawan Online (Pengcab IWO) Batu Bara, yang melalui ketuanya, Darman, mendesak evaluasi menyeluruh terhadap Koperasi BAJ.

Menurut Darman, kehadiran koperasi seharusnya membantu menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan petani, namun kenyataannya jauh dari harapan.

“Jika RPB Koperasi BAJ tidak mampu memberikan manfaat nyata kepada petani, keberadaannya harus dievaluasi. Jangan sampai koperasi ini hanya menjadi formalitas tanpa fungsi yang jelas,” ujar Darman, Rabu (11/12/2024).

Darman juga menyebut bahwa tanggung jawab tidak hanya berada di level koperasi, tetapi juga pada Dinas Koperasi dan UMKM Batu Bara yang memiliki peran strategis dalam mengawasi dan membina koperasi-koperasi di wilayah ini.

“Kami mendesak Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Batu Bara untuk turun langsung menyelesaikan masalah ini.

Jika tidak ada langkah nyata yang diambil, maka Kadis Koperasi dan UMKM sebaiknya mundur dari jabatannya karena telah gagal menjalankan tugasnya,” tegas Darman.

Pemerintah daerah sebelumnya berharap Rumah Produksi Bersama Koperasi BAJ dapat menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga cabai merah dan meningkatkan pendapatan petani. Namun, fakta di lapangan menunjukkan kegagalan program ini, yang kini justru menjadi beban tambahan bagi petani.

Pengamat sosial Ramli Sinaga turut menyoroti lemahnya pengawasan dari Dinas Koperasi dan UMKM Batu Bara. Menurutnya, pembinaan terhadap koperasi harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan agar program pemerintah tidak berakhir sia-sia.

“Evaluasi total diperlukan, tidak hanya pada koperasi tetapi juga pada dinas terkait. Jika tidak ada perubahan signifikan, sudah sepantasnya kepala dinas bertanggung jawab atas kegagalan ini,” ujar Ramli.

Desakan ini menjadi ujian serius bagi Dinas Koperasi dan UMKM Batu Bara. Masyarakat berharap ada langkah konkret untuk menyelesaikan masalah yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani cabai di wilayah tersebut." tandasnya. (End)

Berita Terkait