Batubara

Terkait Bocah Yulia, Dinkes Batu Bara Apresiasi KPAD dan Ajak Kolaborasi Dukung UHC

post-img
Foto : Dinas Kesehatan (P2KB) Kabupaten Batu Bara dalam kegiatan pengendalian penduduk melalui pelayanan Keluarga Berencana (KB) khusus untuk laki-laki, di Kantor Koramil Tanjung Tiram, Senin (21/4/2025)

LDberita.id - Batubara, Dalam momentum peringatan Hari Kartini yang sarat makna perjuangan perempuan, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Batu Bara mendukung kesehatan keluarga dan pengendalian penduduk melalui pelayanan Keluarga Berencana (KB) khusus untuk laki-laki.

Kegiatan ini digelar di Kantor Koramil Tanjung Tiram, dan turut dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batu Bara, bersama Wakil Ketua TP PKK. Senin (21/04/2025).

Kehadiran dua tokoh perempuan ini menjadi simbol kuat dukungan terhadap peran aktif laki-laki dalam program KB, sebagai bagian dari kesetaraan peran dalam menjaga ketahanan keluarga.

Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Batu Bara, dr. Deni Syahputra, mengatakan bahwa layanan KB pria, seperti vasektomi, masih menghadapi tantangan rendahnya partisipasi akibat minimnya pemahaman masyarakat.

"Dalam rangka memperingati Hari Kartini, kita ingin mendorong kesadaran bahwa KB bukan hanya tanggung jawab perempuan. Pria juga harus ambil bagian demi mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera," ujar Deni.

Lebih lanjut, dr. Deni menjelaskan bahwa program KB pria ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan di Batu Bara.

Tanggapan atas Kasus Bocah Yulia

Dalam kesempatan yang sama, dr. Deni juga memberikan klarifikasi melalui pesan whatsapp yang diterima awak media terkait penanganan kasus bocah bernama Yulia yang sebelumnya ramai menjadi sorotan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pihak Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Pematang Panjang telah menindaklanjuti kasus tersebut sejak beberapa bulan lalu.

“Pasien sudah kami bawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan untuk penanganan lanjutan. Bahkan kami sudah menyarankan agar pasien dirawat inap. Namun, pihak keluarga menolak usulan tersebut,” jelas dr. Deni kepada awak media.

Ia juga menambahkan bahwa proses penanganan terhadap Yulia sudah dilakukan sebelum program Universal Health Coverage (UHC) diberlakukan di Kabupaten Batu Bara, sebagai bukti bahwa perhatian terhadap masyarakat tidak pernah pilih waktu atau momentum.

Selain itu, dr. Deni menyampaikan apresiasinya kepada pengurus Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Batu Bara atas kepedulian dan perhatian yang diberikan terhadap kondisi Yulia.

Ia menilai bahwa keterlibatan berbagai elemen masyarakat sangat penting dalam menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang responsif.

“Saya ucapkan terima kasih kepada pengurus KPAD Batu Bara atas kepeduliannya.

Saya juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk saling berkolaborasi dalam menyukseskan program UHC sesuai harapan Bupati kita, H. Baharuddin Siagian,” ujar dr. Deni.

Dengan dua agenda penting ini, Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Batu Bara menunjukkan keseriusannya dalam mendukung program nasional pengendalian penduduk, tetapi juga dalam menjamin akses kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Batu Bara." pungkasnya. (End)

Berita Terkait