Sumut

Penerapan Lima Prinsip Pancasila Dalam Lingkungan SMPN 1 Medan

post-img
Foto : Oleh : Sophia Sakinah Aswira (Pelajar Kelas VII SMPN 1 Medan)

LDberita.id - Prinsip Ketuhanan Sebagai sekolah umum milik negara tentu siswa-siswi SMP N 1 Medan memiliki keberagaman agama, suku, ras dan budaya. Untuk kelas dimana penulis duduk tekun mengikuti berbagai pelajaran dari sang guru terdapat empat agama, Islam, Hindu, Kristen, Katolik dan tentunya juga berbagai suku dan ras.
Tetapi kami selalu berdampingan menjalankan berbagai aktivitas dengan menjunjung tinggi perbedaan, kami selalu saling menghargai, menghormati, dan tidak membeda-bedakan. Sebagai contoh, saat teman muslim harus berhenti melakukan aktivitas dan kegiatan-kegiatan disekolah karena masuk waktu shalat, teman lain yang non muslim sangat menghargai itu, mereka berhenti berkegiatan dan menunggu teman muslimnya hingga selesai menjalankan ibadahnya.
Bagi mereka tidak ada masalah menghargai dan menunggu demi persahabatan, hal itu tidak ada ruginya sama sekali. Jadi mengapa kita tidak melakukan hal yang sama, disitulah kita akan belajar hidup bersama dalam perbedaan.
Dari pengalaman ini, sesungguhnya kami belajar dan memahami apa makna Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita harus saling bertoleransi antar agama dan penganut kepercayaan yang berbeda sehingga terbina kerukunan hidup. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan. Kita juga tidak boleh memaksa seseorang untuk mengikuti agama dan kepercayaan yang kita anut.
Prinsip Kemanusiaan
Dilingkungan sekolah SMP N 1 Medan yang punya berbagai kepercayaan, ada prinsip memperlakukan secara adil setiap teman yang tidak sama keyakinan dengan kita. Kita harus mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama pelajar, harus saling mencitai walau tidak sependapat dengannya.
Disitu kita harus mempelakukan mereka dengan sopan untuk menunjukan bahwa kita masih memiliki adab yang baik dengan cara kita tidak boleh semena mena terhadap mereka, tunjukan bahwa kita sebagai manusia menjunjung tinggi nilai kemanusian.
Sebagai warga negara Indonesia kita harus mematuhi pedoman kita yaitu Pancasila, terutama sila kedua. Jangan pernah kita membela sesuatu yang kita tau bahwa itu salah karena yang melakukan itu adalah orang terdekat kita, harus berani membela kebenaran demi keadilan, perlihatkan rantai emas kita yang menunjukan bahwa putaran rantai tidak pernah putus dan toleransi kita yang indah juga berharga layaknya emas.
Prinsip Persatuan
Dengan adanya prinsip Ketuhanan Yang Esa dan perlakuan adil terhadap sesama, tentu kita bisa mendapatkan suatu kesatuan yang nyaman dan damai di suatu lingkungan hidup. Tentu kita tau bahwa yang namanya Indonesia semua dilakukan bersama-sama, saling bergotong-royong sehingga kita sebagai rakyat Indonesia lebih mementingkan persatuan, kesatuan, dan keselamatan bangsa serta negara di atas kepentingan pribadinya.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang rela berkorban dan menumpahkan darahnya untuk bangsa dan negara yang dicintainya. Tidak peduli seberapa banyak darah yang mengalir keluar demi tegaknya persatuan dan kesatuan negaranya, itulah yang dinamakan rakyat Indonesia yang setia dan cinta terhadap bangsanya.
Kita seharusnya sangat bangga menjadi rakyat Indonesia yang mempunyai pedoman seribu makna yang dapat menghantarkan kita kepada kesuksesan bersama. Pergaulan dilingkungan kita ini harusnya tidak sembarang pergaulan, kita juga harus memajukan pergaulan demi persatuan bangsa yang ber- Bhineka Tunggal Ika.
Besama kita harus lebih memerdekakan Indonesia dengan menunjukan kekuatan persatuan dan kesatuan yang kita miliki sekarang ini.
Prinsip Musyawarah
Dalam prinsip musyawarah yang terdapat pada sila keempat, disini kita diajarkan untuk saling bekerja sama dan bijak dalam melakukan sesuatu. Karena itu melakukan sebuah musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi semangat kekeluargaan menjadi sangat penting.
Dalam musyawarah kita tidak boleh memaksakan kehendak, apapun pendapatnya yang disanpaikan oleh peserta musyawarah harus dihargai. Utamakan musyawarah untuk mengambil keputusan demi kepentingan bersama, jangan suka mengambil keputusan sendiri, itu yang membuat sebuah masyarakat hancur karena tidak adanya musyawarah yang dilakukan sehingga masyarakat tidak tau apa tujuan diakukannya sebuah kegiatan.
Dengan tekad baik dan bertanggung jawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan dalam musyawarah tersebut sudah pasti sebuah keputusan akan berjalan dengan baik hingga tercipta sebuah masyarakat dengan keadaan saling bekerjasama dan satu tujuan. Menjalankan musyawarah harus dilakukan dengan hati nurani yang luhur.
Prinsip Keadilan
Keadilan sosial , yang artinya tidak berat sebelah dalam hal sosial. Tidak membedakan dari sisi ekonomi, maka kita harus mengembangkan perbuatan yang luhur mencerminkan sikap serta suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam suatu masyarakat dan lingkugan hidup tanpa membedakan.
Sebagai rakyat Indonesia yang adil kita sesama rakyat harus menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban kita masing masing, maka dari itu kita hormati hak-hak orang lain. Suka memberi pertolongan kepada orang yang kesusahan dan tidak hanya mementingkan dirinya sendiri.
Untuk menegakkan keadilan, jauhilah sikap berperasangka buruk terhadap orang lain , jika merasa dirinya tidak benar maka kita harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi bukannya malah menduga duga yang tidak baik. Jika merasa masih mendapatkan keadilan yang rendah cobalah bekerja keras dan tidak mudah untuk berputus asa karena sebuah usaha tidak pernah mengkhianati hasilnya, maka jika kita melakukan hal baik kita juga akan mendapatkan hasil yang baik juga, semangat dalam melakukan semuanya.
Kesimpulan
Dengan selalu mengigat pedoman kita yaitu pancasila dan adanya Tuhan yang selalu melindungi kita dalam setiap pergerakan, yakinlah pintu sukses terbuka lebar untuknya. Jangan pernah sekali kali menggunakan perbedaan agama, budaya, kegemaran, pendapat, dan perasaan menjadi senjata untuk menghujat dan menghina seseorang menjadi orang yang lemah.
Nilai dan lihat dulu dirimu sendiri sebelum menilai orang lain terhadap apa yang dia lakukan, perlakukan orang lain seperti kamu memperlakukan keluargamu karena kita ini satu Indonesia.
Artikel ini ditulis untuk mengikuti lomba penulisan artikel oleh DPD PDI Perjuangan Sumut dalam rangka memeriahkan Bulan Bung Karno.

Berita Terkait