Batubara

Irigasi Terbengkalai di Desa Perupuk Minimnya Kepedulian Kelompok Tani, Dinas Pertanian Batu Bara Turun Langsung

post-img
Foto : Staf dari Dinas Pertanian Batu Bara turun langsung ke lapangan melalui kabid horti dan Prasarana Pertanian melihat kondisi irigasi yang butuh perbaikan, Senin (4/11/2024)

LDberita.id - Batubara, Lambannya respons kelompok tani dan pengurus irigasi terhadap kondisi irigasi yang memprihatinkan di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir.

Akhirnya mendorong Dinas Pertanian untuk turun tangan langsung ke lapangan melalui Kabid horti dan Prasarana Pertanian, Armen Syam, Senin (4/11/2024).

Masalah irigasi yang selama ini menghambat suplai air di areal pertanian Kelompok Tani Jernang Indah seluas 34 hektar ini telah lama dikeluhkan, namun minimnya kepeduliannya terhadap perawatan dan pemeliharaan irigasi seakan memperparah situasi.

Kondisi irigasi di areal ini, yang berada di titik paling hilir Daerah Irigasi (D.I) Purwodadi atau TU 20, memang membutuhkan perhatian khusus.

Dengan aliran air yang lemah di bagian bawah, pembangunan saluran tambahan tidak akan efektif jika pengelolaan irigasi tetap dibiarkan tanpa pengawasan.

Hal ini semakin ironis mengingat kelambatan tanggapan kelompok tani setempat dan pengurus irigasi untuk berinisiatif memperbaiki infrastruktur yang ada.

Kepala Bidang horti dan prasarana pertanian Kabupaten Batu Bara akhirnya mengambil tindakan dengan meninjau langsung lokasi bersama Penyuluh lapangannya berencana akan menyiapkan solusi berupa pompanisasi yang memanfaatkan air dari parit buangan, kata Armen Syam melalui pesan Whatsaappnya yang diterima Senin.

Langkah ini diambil setelah kelompok tani tidak mampu menyediakan alternatif lain, padahal permasalahan irigasi telah berlangsung cukup lama.

“Kami mengapresiasi perhatian Dinas Pertanian yang sigap turun langsung ke lapangan, tetapi sangat disayangkan upaya dari kelompok tani dan pengurus irigasi lokal begitu lambat.

Padahal, jika ada kesadaran dan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi, permasalahan irigasi ini bisa diatasi sejak awal,” ujar salah seorang pengamat sosial Batu Bara Ramli Sinaga yang juga beraktivitas sebagai petani.

“Banyak dari petani setempat yang sudah menyampaikan keluhan ini, namun nyatanya tak ada tindakan nyata sampai pihak dinas sendiri yang harus terlibat turun langsung.

Usulan untuk memperbaiki irigasi di bagian atas TU 20 sebenarnya telah diajukan sejak lama, namun terhambat karena kurangnya dorongan dari kelompok tani dan pengurus irigasi yang seharusnya lebih responsif.

Minimnya inisiatif dan kepedulian ini tidak hanya berimbas pada produktivitas pertanian yang menurun, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah ekonomi bagi para petani yang menggantungkan hidup mereka pada lahan ini.

Keterlibatan Dinas Pertanian diharapkan mampu membuka mata para pengurus irigasi dan kelompok tani di wilayah ini untuk lebih proaktif dalam mengelola sumber daya pertanian.

Dengan dukungan penuh dari Kabid horti dan Prasarana Pertanian Batu Bara, diharapkan para pengurus irigasi bisa membangun rasa tanggung jawab yang lebih besar dan menjadikan infrastruktur irigasi sebagai prioritas.

Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran dan kepedulian dari pihak-pihak terkait untuk turut menjaga dan memelihara infrastruktur pertanian yang ada.

Jika kelompok tani dan pengurus irigasi setempat tidak segera meningkatkan inisiatif, bukan tak mungkin masalah serupa akan terus berulang di masa mendatang." tandasnya. (End)

Berita Terkait