LDberita.id - Batubara, Sorak sorai dan alunan musik menggetarkan Lapangan Sepak Bola Siajam, Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Sabtu 5 Juli 2025, ribuan warga tumpah ruah, menyambut pesta rakyat syukuran pernikahan putri kedua Bupati Batu Bara.
Tampak sang Bupati turun langsung ke tengah masyarakat, menyapa, dan berbagi tawa, sebuah pemandangan yang seolah menunjukkan keakraban antara pemimpin dan rakyatnya.
Namun di sudut lain Kabupaten Batu Bara, suasana sangat berbeda. Husein, seorang petani cabai di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, justru hanya bisa memandang perayaan itu dari kejauhan.
"Rakyat yang mana ikut berpesta itu? ujarnya, kami mana mungkin sempat datang, sedangkan memikirkan jalan yang selalu kami lewati ini saja kami tidak tega melihatnya," ungkap Husein dengan nada getir.
Jalan yang dimaksud Husein bukan sekadar jalur penghubung, melainkan nadi kehidupan bagi petani, jalan berlubang, tergenang saat hujan, berdebu kala kering menjadi saksi bisu perjuangan petani mengangkut hasil bumi, termasuk cabai yang mereka tanam dengan keringat.
Anak-anak sekolah pun tak luput merasakan getir yang sama, setiap hari mereka harus melintasi jalan yang rusak, mempertaruhkan keselamatan demi menuntut ilmu.
Ironisnya, kerinduan akan infrastruktur dasar ini telah menahun, melewati janji demi janji perbaikan. Bagi para petani, jalan yang layak ibarat pesta yang tak pernah datang.
Sementara di Sei Bejangkar, panggung hiburan megah berdiri, musik menggema, makanan tersaji melimpah. Bupati tampak begitu dekat dengan rakyat atau setidaknya dengan rakyat yang sempat datang.
"Kalau jalan kami bagus, mungkin kami pun bisa ikut bersorak disana. Tapi bagaimana mau bersenang-senang, sedangkan pikiran kami masih di jalan berlumpur itu," sambung Husein, dengan rasa kecewa yang terpendam.
Pesta rakyat semestinya menjadi ruang berbagi bahagia, tapi juga ruang mendengar suara lirih mereka yang jauh dari panggung sorak. Ketika janji pembangunan dasar belum ditepati, pesta betapapun meriah hanya menjadi panggung sesaat yang gemanya tidak sampai ke ladang-ladang cabai di Desa Perupuk.
Dan di hari itu, di tengah sorak-sorai, para petani pun hanya bisa berharap semoga suatu hari, sebelum panggung musik kembali dibangun, jalan mereka yang berlubang lebih dulu diperbaiki." tutupnya. (tim)
.jpg)





