Batubara

250 Miliar untuk Nias: Jalan Tani Batu Bara Tak Tersentuh, Pak Gubernur Bobby, Kami Juga Sumatera Utara

post-img
Foto : Kondisi jalan petani di Pematang Jernang, Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, jalan penghubung antar desa dan akses ke sawah

LDberita.id - Batubara, Seruan penuh harap dan duka datang dari masyarakat petani di Dusun Pematang Jernang, Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara. Mereka menyampaikan permohonan kepada Gubernur Sumatera Utara, Bapak Bobby Nasution, untuk memperhatikan kondisi infrastruktur pertanian yang sangat memprihatinkan dan telah lama terabaikan.

Selama bertahun-tahun, jalan-jalan penghubung antardesa dan akses menuju lahan pertanian di kawasan tersebut mengalami kerusakan parah dan berlubang, bergelombang, dan berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan. Kondisi ini telah lama menghambat mobilitas petani dalam mengangkut hasil panen seperti padi dan cabai.

“Setiap hari kami melewati jalan seperti jalur uji nyali, bukan jalan pertanian. Kami petani cabai, kami menyumbang pangan untuk daerah Sumatera Utara. Tapi mengapa jalan kami tetap rusak dan tak pernah diperbaiki” ungkap Husen, salah seorang petani setempat, dengan suara berat menahan kesedihan. Senin (16/06/2025),

Petani menilai ada ketimpangan kebijakan pembangunan infrastruktur, terutama ketika mendengar bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 250 miliar untuk pembangunan infrastruktur di Kepulauan Nias, mencakup jembatan dan jalan provinsi di lintas Kabupaten Nias Barat, Kota Gunungsitoli, dan Kabupaten Nias Utara.

“Kalau Bapak Gubernur Bobby bisa bantu Rp250 miliar untuk pembangunan infrastruktur pemerintahan di Nias, sedangkan jalan petani di desa kami tak akan pernah menghabiskan anggaran sebanyak itu, kenapa kami petani seperti tidak dianggap penting, Kami juga rakyat Sumut, kami juga menyumbang pangan untuk Sumatera Utara, ujar Husen

Warga Batu Bara tidak iri terhadap alokasi anggaran untuk Nias, tetapi mereka kecewa karena tidak pernah melihat perhatian serupa diarahkan ke wilayah mereka, yang juga menjadi sentra produksi pangan penting bagi Sumatera Utara.

“Kami tidak minta lebih, kami hanya minta adil, sementara kami di Pematang Jernang merasa dianaktirikan bukankah kami juga bagian dari rakyat Sumatera Utara” tambahnya dengan nada getir.

Petani dan masyarakat Desa Perupuk berharap agar Gubernur Bobby Nasution dapat menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin yang mendengar jeritan dari pelosok, bukan hanya dari pusat kota atau daerah yang viral di media.

“Bila jalan tani dibiarkan rusak, bagaimana kita bicara ketahanan pangan, bila anak-anak harus berjalan di jalan berbahaya menuju sekolah, bagaimana mungkin kita mengharap generasi emas di masa depan” kata seorang tokoh masyarakat setempat.

Dalam kondisi ini, warga dengan tulus dan penuh harapan meminta Gubernur Bobby Nasution untuk turun langsung melihat kondisi di lapangan, serta mengarahkan perhatian dan anggaran provinsi kepada daerah-daerah yang selama ini tertinggal dari pembangunan.

Mereka percaya bahwa Gubernur Bobby adalah pemimpin muda yang bisa menciptakan terobosan dan pemerataan pembangunan, namun mereka ingin bukti nyata, bukan hanya janji dalam pidato.

“Kami rakyat Sumatera Utara, kami percaya kepada Gubernur Bobby maka tolong, jangan biarkan kami menangis di tengah sawah karena janji pembangunan yang tak kunjung tiba. (Boy)

Berita Terkait