LDberita.id - Batubara, Dalam langkah penuh takzim, Ustadz Milhan, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Itqon Batu Bara, bersama puluhan santri melaksanakan ziarah ke maqam ulama besar Syekh Muhammad Zein Tasak di Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara.
Kegiatan ini bukan sekadar perjalanan spiritual, tetapi sebuah upaya membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menghormati ulama dan melestarikan warisan keilmuan Islam.
Syekh Muhammad Zein Tasak adalah tokoh yang namanya tidak hanya dikenal di Batu Bara, tetapi juga di kalangan ulama Nusantara.
Beliau adalah seorang cendekiawan Islam yang menguasai berbagai cabang ilmu, mulai dari tauhid hingga tasawuf. Karya besarnya, Miftah al-Shibyan fi Aqa’id al-Iman, menjadi bukti keilmuan beliau yang mendalam.
Ditulis pada tahun 1366 H/1947 M, kitab ini mengajarkan dasar-dasar tauhid dengan gaya bahasa yang sederhana tetapi penuh makna, sehingga dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Karya beliau adalah cahaya yang tidak pernah redup. Beliau tidak hanya seorang ulama, tetapi juga penjaga kemurnian ajaran Islam melalui sanad keilmuan yang tak terputus. Ziarah ini adalah bentuk cinta dan penghormatan kami kepada beliau,” ujar Ustadz Milhan, Kamis (09/01/2025).
Di lokasi maqam, suasana haru menyelimuti para santri yang khidmat memanjatkan doa untuk Syekh Muhammad Zein Tasak. Mereka juga membaca kitab-kitab karya beliau sebagai penghormatan terhadap ilmu yang diwariskan.
Bagi para santri, kegiatan ini bukan sekadar tradisi, melainkan momen refleksi untuk meneladani perjuangan seorang ulama Batu Bara yang mengabdikan hidupnya demi Islam.
“Kami ingin menjadi generasi yang tidak hanya mengagumi ulama, tetapi juga meneladani ketulusan dan semangat juang mereka.
Syekh Muhammad Zein Tasak mengajarkan kami untuk mencintai ilmu, menghormati guru, dan menjaga keikhlasan dalam berjuang,” ungkap seorang santri.
Tradisi ziarah ini juga menjadi pengingat bahwa ilmu harus dipelajari dengan sanad yang jelas. Pesan Syekh Muhammad Zein Tasak bahwa ilmu tauhid harus dipelajari melalui bimbingan seorang guru menjadi pegangan penting bagi generasi muda untuk menjaga kemurnian ajaran Islam.
Sumur bekas rumah Syekh Muhammad Zein Tasak dan maqamnya di Desa Lalang kini menjadi situs bersejarah yang tak ternilai. Tempat ini tidak hanya menjadi tujuan ziarah, tetapi juga simbol perjalanan panjang dakwah Islam di Batu Bara.
“Tempat ini adalah saksi bisu perjuangan beliau dalam membangun masyarakat yang berlandaskan ilmu dan iman. Kami berharap generasi muda menjadikan warisan beliau sebagai inspirasi untuk terus melangkah dengan keilmuan yang kokoh,” kata Ustadz Milhan.
Ziarah ini adalah salah satu langkah konkret dalam melestarikan tradisi Islam dan memperkuat identitas generasi muda.
Para santri Pondok Pesantren Al-Itqon berkomitmen untuk meneruskan perjuangan Syekh Muhammad Zein Tasak dengan menggali ilmu, memperbaiki diri, dan berdakwah dengan penuh ketulusan.
Ustadz Milhan berharap ziarah ini dapat menjadi pengingat bahwa mencintai ulama bukan hanya tentang mengenang jasa mereka, tetapi juga melanjutkan perjuangan yang telah mereka rintis.
“Ulama adalah pelita umat. Warisan mereka adalah bekal bagi kita untuk menghadapi tantangan zaman. Jadikanlah semangat mereka sebagai inspirasi untuk terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan,” ujarnya.
Tradisi ini diharapkan mampu menggugah hati masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mencintai ulama dan memahami bahwa perjuangan mereka adalah fondasi kokoh bagi kemajuan Islam.
Batu Bara tidak hanya memiliki sejarah yang kaya, tetapi juga ulama-ulama besar yang warisannya harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Syekh Muhammad Zein Tasak telah tiada, tetapi cahaya keilmuannya terus menerangi Batu Bara hingga hari ini.
Dengan ziarah ini, semangat untuk menjaga warisan ulama semakin kokoh di hati para santri. Mereka percaya bahwa masa depan yang cerah dapat dibangun dengan meneladani perjuangan beliau, menjaga keilmuan, dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
“Mencintai ulama adalah mencintai ilmu, iman, dan perjuangan mereka. Warisan mereka adalah amanah yang harus kita jaga.
Mari kita bangkitkan semangat untuk menjadi generasi yang mencintai ilmu dan ulama, demi membangun masa depan Islam yang lebih gemilang,” tutup Ustadz Milhan. (Boy)