Sumut

PC IKA PMII Medan: Jokowi Minta Rakyat Kritis, PB PMII Mencontohkan Kritik Transformatif

post-img
Foto : Ketua Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia kota Medan, Safrizal Elbatubara, Jum'at (20/08/2021) melalui keterangan tertulisnya menanggapi penilaian PB PMII terkait gagalnya penanganan pandemi di Indonesia.

LDberita.id - Presiden Joko Widodo tidak pernah bosan meminta masyarakat lebih aktif dalam menyampaikan kritik dan masukan terhadap kerja-kerja pemerintah.

Dan PB PMII berada di garda terdepan dengan sikap kritis transformatifnya.

Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia kota Medan, Safrizal Elbatubara, Jum'at (20/08/2021) melalui keterangan tertulisnya menanggapi penilaian PB PMII terkait gagalnya penanganan pandemi di Indonesia.

"Ada dua solusi yang ditawarkan, pertama pemerintah wajib berbenah diri kedua presiden mundur. Namun biasalah judul berita agar hits dibuatlah judul -PB PMII Sarankan Presiden Jokowi Mundur- agar sedikit lebih seru. Kira-kira begitu," kata Presiden Gerakan Aku Geram dan Anti Koruptor GAGAK ini.

Se antero Indonesia mengetahui hubungan baik PMII dengan pemerintah Jokowi, lanjut Rizal. Bahkan pemerintah Jokowi mengangkat lebih dari tiga orang senior PMII menjadi menteri sejak awal masa jabatan pak Jokowi.

"Tapi gak taulah. Mana tau para senior kurang perhatian terhadap masukan-masukan yang membangun oleh PMII dan tidak diakomodir. Dan itu membuat PB PMII sedikit keras dalam melontarkan kritikan. Wallohu A'LAM bish showwab," ujar Rizal.

Terakhir, Rizal berharap agar kita selaku insan idealis, kita mesti introspeksi juga berjamaah sebelum melanjutkan kritik tegas dan keras.

"Jangan sampai kita menjadi penyulut api kebencian lawan politik pemerinrah dan rakyat semesta nusantara menjadi marah san benar-benar bergerak serentak mensesak Jokowi mundur, ini kan kurqng elok," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya. Mencermati pidato Presiden pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Wasekjend Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII Armedyestu menilai pemerintah gagal menangani pandemi COVID-19.

Pria yang akrab disapa Armed itu mengaku dirinya telah mencatat beberapa hal mengenai pidato Jokowi dalam HUT RI ke-76. Menurutnya, pidato Presiden tidak lebih dari sekedar seremonial wacana dan retorika belaka.

“Optimisme Presiden terkait situasi pandemi berbanding terbalik dengan berbagai kebijakannya yang terkesan asal-asalan, tanpa perencanaan dan roadmap yang jelas sehingga pandemi tidak berangsur membaik namun semakin memburuk,” kata Armed kepada Beritabaru.co, Kamis (19/8).

Ia juga menilai, selama ini masyarakat menjadi korban atas kebijakan presiden yang terkesan asal-asalan dan tanpa arah dalam menangani pandemi COVID-19.

“Tidak ada rasa bersalah dan permintaan maaf dari presiden atas gagal serta carut marutnya penanganan pandemi,” tutur Armed.

Berangkat dari catatan dan beberapa pertimbangan tersebut, Armed memberikan pilihan kepada Jokowi untuk berbenah atau mengundurkan diri dari kursi Presiden.

“Kami memberikan pilihan kepada Presiden Jokowi untuk berbenah atau mengundurkan diri dari kursi Presiden sebagai bentuk pertanggungjawaban atas berbagai kegagalan kebijakan beliau dalam menangani pandemi yang semakin tidak terkendali,” tukasnya. (Od)

Berita Terkait