Batubara

Masyarakat Batu Bara Butuh Perbaikan Kesehatan Bukan Pemborosan Anggaran, Pj. Bupati Harus Tegas

post-img
Foto : Pengadaan mobil ambulans baru yang tidak efektif, anggaran yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki fasilitas yang rusak, malah dialihkan untuk pembelian aset baru yang tidak digunakan sesuai tujuan

LDberita.id - Batubara, Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia tahun 2024 yang digelar di Puskesmas Pematang Panjang, Kecamatan Air Putih, Kamis (12/09/2024), Seharusnya menjadi momen untuk memperkuat pelayanan kesehatan dan menekan angka stunting di Batu Bara.

Namun, dibalik kegiatan seremonial yang meriah ini, tersimpan kegelisahan masyarakat Batu Bara yang mendalam terhadap buruknya pelayanan kesehatan Batu Bara.

Pengamat sosial Batu Bara, Ramli Sinaga, menyatakan bahwa pelayanan kesehatan di Batu Bara tengah berada di titik nadir, dan mendesak agar Penjabat (Pj) Bupati Batu Bara, Heri Wahyudi Marpaung, segera mengambil langkah tegas terhadap kegagalan bawahannya.

Sinaga menyoroti sejumlah masalah krusial yang tak kunjung mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, meskipun anggaran telah tersedia.

"Angka malaria yang terus tinggi, pengadaan mobil ambulans yang tidak efektif, dan aset-aset kesehatan yang terbengkalai seperti mobil tes PCR yang tidak berfungsi, adalah bukti nyata kegagalan dalam manajemen pelayanan kesehatan di Batu Bara," tegas Ramli.

Menurutnya, penggunaan mobil ambulans yang baru untuk operasional pimpinan puskesmas, bukan untuk kepentingan masyarakat yang seharusnya diprioritaskan, adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana dan menunjukkan pemborosan anggaran.

"Bagaimana bisa kita mengharapkan peningkatan kualitas kesehatan Batu Bara bisa terlaksana dengan maksimal, jika anggaran yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki fasilitas yang rusak, malah dialihkan untuk pembelian aset baru yang tidak digunakan sesuai tujuan.

Sinaga tidak hanya menyoroti persoalan efisiensi anggaran, tetapi juga menekankan pentingnya pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja bawahannya dalam hal ini Dinkes Batu Bara.

Ia menilai, tindakan yang lebih konkret dari Pj Bupati sangat diperlukan agar pelayanan kesehatan warga Batu Bara bisa segera pulih dari keterpurukan.

"Masyarakat mendesak Pj Bupati Heri untuk segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengelolaan anggaran dan fasilitas kesehatan Batu Bara," pintanya.

Tindakan tegas terhadap bawahannya yang gagal menjalankan tugas dengan baik adalah langkah yang harus diambil jika ingin melihat perubahan nyata," tambahnya.

Kondisi ini, lanjutnya, tidak hanya menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, tetapi juga memperparah masalah-masalah yang seharusnya bisa diatasi jika anggaran digunakan secara tepat.

"Jika Pj Bupati tidak bertindak sekarang, kita akan terus terjebak dalam lingkaran masalah yang sama.

Pelayanan kesehatan yang baik bukanlah kemewahan, tetapi hak dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah," tegasnya.

Sinaga mengingatkan bahwa perbaikan fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas Pembantu yang rusak, jauh lebih penting dibandingkan pengadaan aset baru yang belum tentu dibutuhkan.

Ia menekankan bahwa masyarakat Batu Bara membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar seremonial.

Saat ini, semua mata tertuju pada Pj Bupati Heri Wahyudi, apakah ia akan merespons keluhan masyarakatnya dengan tindakan nyata, atau justru membiarkan masalah ini terus berlarut-larut.

Ramli berharap, momentum peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini bisa menjadi awal dari perubahan yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan di Batu Bara.

"Kesehatan masyarakat Batu Bara adalah investasi masa depan, dan tidak boleh ada kompromi dalam hal ini," pungkasnya. (Boy)

Berita Terkait