LDberita.id - Batubara, Suara kader kembali bergema dari para senior Partai Gerindra Kabupaten Batu Bara. Mereka menuntut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra segera turun tangan mengevaluasi total Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Batu Bara.
Pernyataan ini lahir bukan sekadar luapan emosi, melainkan sebuah panggilan nurani demi menyelamatkan marwah partai dan melindungi kader-kader terbaik yang selama ini berjuang di akar rumput.
Taufik Nurdin, SE pendiri DPC Gerindra Batu Bara tahun 2008 sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra didampingi Helmi Syam Damanik, SH, MH, Ahmad Setia Bakti, Bambang Irawan, serta beberapa mantan ketua PAC, menyampaikan keprihatinan mendalam. Mereka menilai bahwa DPC saat ini telah kehilangan arah perjuangan, ujarnya pada. Sabtu (28/6/2025),
"Sejak awal Gerindra dibangun di Batu Bara, semangatnya adalah keberanian, kejujuran, dan keberpihakan kepada rakyat.
Namun hari ini, kita melihat DPC justru tersandera oleh kepentingan sempit, sehingga posisi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batu Bara saja tidak mampu diputuskan. Ini bukti nyata kegagalan kepemimpinan," tegas Helmi Syam Damanik.
Bagi Helmi, keberhasilan Gerindra menduduki 6 kursi DPRD Batu Bara bukanlah hasil kerja keras Ketua DPC sekarang.
"Beliau hanya memetik buah dari kerja keras para kader dan struktur sebelumnya. Ketua DPC sekarang hanya meneruskan daftar calon tetap (DCT) yang sudah final. Lalu, di mana kontribusi nyata beliau," Di mana bukti kepemimpinan yang tegas dan visioner itu" ujar Helmi dengan nada mendalam.
Ahmad Setia Bakti, yang dulu menjabat Kepala Sekretariat DPC Gerindra Batu Bara, juga menambahkan bahwa kegagalan menentukan Wakil Ketua DPRD adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat.
"Ini bukan sekadar jabatan, ini adalah simbol kepercayaan rakyat yang telah memilih Gerindra. Ketidakmampuan menyelesaikan urusan ini menunjukkan bahwa DPC hari ini telah gagal menjadi rumah besar perjuangan rakyat," ucap Ahmad.
Kondisi ini menjadi semakin ironis ketika diketahui bahwa hingga kini hanya di Kabupaten Batu Bara belum ada penetapan Wakil Ketua DPRD. Sebuah catatan buruk yang membuat Gerindra tampak rapuh dan terpecah di mata publik.
Para kader Gerindra juga mempertanyakan, apakah ada tarik-menarik kepentingan di internal fraksi Gerindra," Apakah ketua DPC saat ini lebih mementingkan akomodasi pribadi dibanding marwah partai, semua pertanyaan itu kini menggantung di ruang publik tanpa jawaban tegas.
"Menyelamatkan kader-kader terbaik adalah prioritas utama, jangan biarkan semangat dan militansi kader yang sudah puluhan tahun berjuang hancur hanya karena ketidakmampuan seorang ketua DPC.
Gerindra Batu Bara butuh pemimpin yang berani, bukan yang hanya duduk manis sambil menikmati fasilitas partai," lanjut Taufik Nurdin dengan nada tegas.
Mereka mendesak DPP Partai Gerindra segera melakukan evaluasi total, bahkan jika perlu menunjuk caretaker sementara untuk mengembalikan marwah dan soliditas partai.
"Jika dibiarkan, Gerindra Batu Bara hanya akan menjadi kendaraan politik untuk segelintir elite yang haus kuasa, dan melupakan tujuan awal, membela kepentingan rakyat," tambah Bambang Irawan.
Gelombang protes ini adalah sinyal serius bagi DPP Gerindra, jika tidak segera direspon, citra partai yang selama ini dikenal tegas dan pro-rakyat bisa hancur di Batu Bara.
Tidak hanya itu, kekecewaan kader bisa merembet hingga ke konstituen, mengancam perolehan suara pada pemilu 2029 mendatang.
Bagi para pendiri dan kader lama, Gerindra bukan sekadar partai politik, tapi wadah perjuangan untuk memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan kedaulatan rakyat. Maka, membiarkan kepemimpinan yang lemah sama artinya menodai semangat perjuangan yang diwariskan oleh para pendiri partai.
"Kalau DPP tidak segera bertindak, bukan hanya kursi Wakil Ketua DPRD yang hilang, tetapi juga kepercayaan rakyat yang sudah kita bangun bertahun-tahun," tutup Helmi Syam. (tim)
.jpg)





