LDberita.id - Batubara, Bupati Batu Bara, H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si, dalam Safari Ramadhan Bahagia ke-3 di Masjid Al-Muttaqin, Desa Indra Yaman, Kecamatan Talawi, Jumat (07/03/2025),
Bahar kembali menegaskan bahwa kepentingan masyarakat adalah prioritas utamanya. Acara tersebut dihiasi dengan pemberian santunan kepada anak yatim-piatu, kaum dhuafa, dan penyerahan satu unit AC untuk masjid.
Namun, di balik kemeriahan acara seremonial itu, kenyataan pahit justru terjadi di Desa Titi Putih, Kecamatan Lima Puluh Pesisir. Di sana, puluhan keluarga masih bertahan hidup di rumah-rumah yang jauh dari kata layak.
Lantai tanah, dinding kayu lapuk, atap bocor, dan keterbatasan akses air bersih menjadi realitas yang tak tersentuh oleh janji-janji manis pemerintah daerah.
Pengamat sosial Batu Bara, Ramli Sinaga, dengan tegas mengatakan sikap Bupati Bahar yang lebih sibuk membangun citra dari pada benar-benar bekerja untuk rakyatnya, kata Ramli, Sabtu (08/03/2025).
"Bupati bicara soal kepentingan masyarakat, tapi yang disentuh hanya sebatas acara seremoni. Sementara di Desa Titi Putih, banyak warga yang tidur dirumah nyaris roboh. Pemerintah pura-pura buta atau memang sengaja menutup mata" tanya Ramli.
Ia juga menyinggung rencana digitalisasi desa yang diusung oleh Bahar-Syafrizal sebagai solusi pelayanan publik.
Menurutnya, program tersebut hanyalah jargon tanpa esensi jika masalah fundamental masyarakat, seperti tempat tinggal layak, masih diabaikan.
"Digitalisasi desa untuk siapa, Untuk rakyat yang bahkan listrik pun kadang padam, Untuk warga yang lebih khawatir atap rumahnya ambruk dari pada mengakses layanan online, jangan mimpi terlalu tinggi kalau yang di bawah masih merintih" tegasnya.
Ramli juga menyoroti rencana pembangunan Kantor Danlanal di Batu Bara yang dinilai lebih mengutamakan kepentingan segelintir elit dari pada menyelesaikan persoalan nyata yang dihadapi masyarakat kecil.
"Mau bangun Kantor Danlanal Silakan. Tapi tolong, bangunkan dulu rumah-rumah warga yang hampir roboh. Jangan sibuk memoles citra sementara rakyat masih hidup dalam penderitaan, tambahnya.
Warga Desa Titi Putih berharap pemerintah tidak hanya fokus pada seremoni dan proyek mercusuar yang jauh dari kebutuhan rakyat.
Jika kepentingan masyarakat benar-benar diutamakan, maka seharusnya prioritas utama adalah memastikan bahwa tidak ada lagi warga yang tidur dalam ketidakpastian di rumah yang nyaris ambruk.
Pemerintah Batu Bara harus memilih benar-benar bekerja untuk rakyat atau sekadar menjual mimpi yang tak akan pernah terwujud." tandasnya. (Boy)
.jpg)





