LDberita.id - Batubara, Ribuan ikan nila mati mendadak di keramba Kelompok Budidaya Ikan Teratai, Dusun X Desa Mangkei Lama, Kecamatan Lima Puluh, Penyebabnya diduga kuat berasal dari limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Gunung Bayu di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, yang mencemari aliran sungai akibat jebolnya tanggul limbah.
Plt. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (Disperkim LH) Batu Bara, Lendi Aprianto, ST, langsung turun tangan bersama tim untuk meninjau lokasi.
Peninjauan awal dilakukan sejak 1 Januari 2025, hanya beberapa hari setelah dugaan awal jebolnya tanggul pada 28 Desember 2024. Pada Rabu (8/1/2025),
Lendi kembali memimpin kunjungan bersama Manager PTPN IV Gunung Bayu, Rahyumi Arsyah, dan Kabid Lingkungan Hidup, Tavy Juanda, guna memastikan penanganan cepat atas kerusakan lingkungan yang terjadi.
Langkah Cepat Pemerintah Batu Bara
Lendi Aprianto menunjukkan kesigapan dalam menangani insiden ini. “Kami telah melakukan peninjauan sejak awal Januari dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara untuk langkah lanjutan.
Dugaan sementara, jebolnya tanggul limbah PKS menyebabkan limbah keluar dari kolam dan mengalir ke sungai, mencemari ekosistem sepanjang aliran hingga ke Batu Bara,” ujarnya.
Selain itu, Disperkim LH Batu Bara juga berencana melakukan investigasi menyeluruh guna memastikan penanganan yang tepat dan menghindari dampak berulang. Upaya ini termasuk meminta PTPN IV untuk bertanggung jawab dalam pemulihan ekosistem yang rusak.
Dampak Serius pada Ekosistem dan Ekonomi Warga
Dampak pencemaran ini dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama para pembudidaya ikan yang kehilangan mata pencaharian.
Ribuan ikan nila mati akibat pencemaran, sehingga keramba di Desa Mangkei Lama tidak lagi dapat digunakan. Kondisi ini juga berpotensi memengaruhi kesehatan masyarakat akibat kualitas air yang buruk.
Apresiasi kepada Plt. Kadis Lendi Aprianto
Langkah cepat dan tegas yang diambil oleh Plt. Kadis Perkim LH Batu Bara, Lendi Aprianto, mendapatkan apresiasi dari masyarakat setempat. “Pak Lendi dan timnya sangat cepat merespons laporan masyarakat.
Peninjauan ke lokasi dalam waktu singkat menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan,” ujar seorang warga setempat.
Lendi juga mengajak masyarakat untuk ikut memantau dan melaporkan jika ada indikasi kerusakan lingkungan di masa depan.
“Pengawasan masyarakat sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang. Kami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk lingkungan dan masyarakat,” tegasnya.
Tanggung Jawab Bersama
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan. Peran pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat harus berjalan seiring untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh Disperkim LH Batu Bara dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan ekosistem sungai dapat segera pulih dan masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti semula." tandasnya. (End)
.jpg)





