Agama

Gus Yaqut, Politisi Santri yang Berani

post-img
Foto : Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

LDberita.id - Gus Yaqut dikenal sebagai seorang yang cinta Tanah Air dan Pancasila. Baginya, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus ditegakkan demi persatuan Indonesia. Maka tak heran, bila Gus Yaqut bersama GP Ansor dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) selalu terdepan berhadapan dengan gerakan-gerakan yang dianggap anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pria kelahiran Rembang 14 Januari 1975 tersebut kerap berpidato secara lantang dan terang-terangan dalam membela keutuhan republik ini. Bagi Gus Yaqut, tidak ada tempat bagi mereka yang merongrong NKRI. Bahkan, dirinya tak segan menantang para kelompok yang gemar mencaci dan menghina para Kiai. Gus Yaqut memaknai, bahwa menjadi ketua GP Ansor adalah mengabdi kepada negara, bangsa, agama, NU dan para Kiai.

Gus Yaqut merupakan putera dari tokoh NU di Rembang, KH. Muhammad Cholil Bisri sekaligus keponakan dari K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus), Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Pemilik nama lengkap Yaqut Cholil Qoumas tersebut menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia (UI). Selama masih menjadi mahasiswa, ia telah didapuk sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang UI Depok selama setahun hingga 1997.

Selain itu, Gus Yaqut juga sangat dikenal sebagai tokoh NU Rembang. Di tanah kelahirannya tersebut, Gus Yaqut memulai karir politiknya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) sejak 2001. Tak hanya karir politik, Gus Yaqut juga pernah mendirikan Radio Mata Air FM.

Pada Pemilu 2004, Gus Yaqut terpilih sebagai angoota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang. Tak lama kemudian, Gus Yaqut mengemban amanah baru sebagai Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010.

Setahun berikutnya, Gus Yaqut dipercaya sebagai Ketua GP Ansor periode 2011-2016. Lalu, melalui Kongres GP Ansor XV yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Pandanaran, Sleman, Gus Yaqut terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum GP Ansor periode 2015-2020.

Tak hanya menjadi orang nomor satu di GP Ansor, Gus Yaqut juga duduk di Senayan dari Fraksi PKB sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah X periode 2015-2019.

Pada pemerintahan Jokowi–Ma’ruf Amin, Gus Yaqut dipercaya menjadi Menteri Agama menggantikan Fahrul Razi. Pada jabatan baru inilah harapan publik sangat besar kepada Gus Yaqut yang dikenal berani dan blak-blakan untuk mengembalikan kepercayaan publik atas kementerian yang dipimpinnya. Karena seperti jokes yang pernah Gus Dur lontarkan; di Kementerian Agama semuanya ada, yang tidak ada agama itu sediri. Jokes itu tentu saja kritik atas Kementerian Agama yang memilki jejak korupsi sejak zaman Orde Baru.

Mengemban amanah baru sebagai Menteri Agama Indonesia, Gus Yaqut langsung tancap gas. Meski kerap dibilang arogan oleh beberapa kalangan karena pernyataannya yang kerap mengundang kontroversi di publik. Sebagai anak ideologis, sepertinya Gus Yaqut memang mewarisi gaya memimpinnya Gus Dur yang blak-blakan. Gus Yaqut dengan tegas mengatakan bahwa dirinya adalah menteri semua agama. Gus Yaqut mendobrak dengan mengembalikan kebinekaan yang ada di Indonesia.

Gebrakan Gus Yaqut sangat out of the box, mulai dari Syiah, Ahmadiyah, ucapan selamat kepada umat agama Baha’i, sertifikasi penceramah, desain Imlek di kantor Kemenag, hingga mencanangkan Candi Borobudur sebagai sentral peribadatan dunia.

Ide menjadikan Borobudur sebagai pusat ibadah agama Budha sedunia ini bisa dibilang ide yang sangat brilian. Ya, Candi Borobudur pernah jadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Meski sudah keluar dari predikat itu, denyut nadi pariwisata di Candi Borobudur dan sekitarnya justru makin kencang.

Setiap tahunnya, tempat itu menjadi pusat perayaan Hari Raya Waisak. Selain itu, masih banyak festival atau acara-acara penting di kawasan Borobudur yang mengundang minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung.

Melihat potensi yang ada di Candi Borobudur, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap situs Candi Borobudur menjadi kuil Budha terbesar di dunia. Tak hanya jadi destinasi wisata, Gus Yaqut berharap agar candi itu menjadi rumah ibadah umat Budha di dunia.

Gagasan ini menarik ditunggu, jika berhasil, ini akan menjadi tinta emas sejarah dunia. Kalau Arab Saudi punya Makkah, maka Indonesia punya Candi Borobudur. Di sisi lain, apa yang digagas Gus Yaqut menegaskan kembali bahwa Indonesia memegang teguh konsep-konsep pluralitas. Di sisi lain, membuka kran ekonmoni besar melalui wisatawan-wisatawan dari seluruh penjuru dunia. (JH)

Editor: Jasmi Assayuti

Berita Terkait