LDberita.id - Bung, aku memandang cukup lama wajah utuh dirimu, dengan sinar matamu yang terang dan bersinar seolah-olah aku melihat Bung hidup kembali. aku melihat wajah Bung terpajang di dinding rumah rakyat Marhaen, rakyat yang kau cintai. aku ingin menceritai Bung kepada rakyat Marhaen, rakyat yang sudah berubah bentuk dan penderitaanya itu. Penderitaanya bukan lagi disebabkan oleh mahluk yang bernama Kolonialisme dan Imperealisme, tapi oleh Kapitalis dan Koruptor yang mengaku Nasionalis itu. Siapa tahu, ya siapa tahu orang bisa tertular Virus-45 dari sebuah cerita.
Kebiasaan peradaban manusia dari zaman Nabi-Nabi hingga zaman demo berjilid-jilid ini, Tokoh-tokoh besar biasanya memiliki banyak sebutan. Presiden Soekarno juga salah satunya, seperti: Bung Karno, Putra Sang Fajar, Penyambung Lidah Rakyat, Singa Podium, Pemimpin Besar Revolusi. dan aku ingin menyebut Bung Karno si Virus-45. Bukan tanpa alasan aku meyebut Bung Karno seperti itu, memang itulah adanya hanya dengan melihat foto Bung Karno saja masyarakat sudah terinfeksi Virus dari Bung Karno. Virus-45 Bung Karno adalah Virus Semangat, Pancasilais, Cinta, Optimisme, Gelora, Getaran, Revolusioner, Kasih Sayang, Kepedulian, Kemanusiaan dan tentu saja Kemerdekaan tahun 45.
Virus-45 yang dimiliki Bung Karno adalah Virus yang tercipta dari Labolatorium Kehidupan yang begitu panjang dan penuh dengan perjuangan. Virus yang mengendap dari hasil pergulatan hidup Bung Karno ditengan-tengah kehidupan masyarakat dan pada akhirnya dimasak dalam dapur Nasionalisme milik Pak Tjokro.
Virus-45 ini bermula dari suatu pertemuan kecil yang tidak bisa dihadiri oleh Pak Tjokro sehinga beliau meminta agar Bung Karno yang menggantikan. Sebagai mana yang terdapat dalam buku Bung Karno Penyambung Lindah Rakyat Indonesia “ Pada suatu malam Pak Tjokro tidak dapat memenuhi undangan ke suatu rapat dan kepadaku dimintanya untuk menggantikannya. Kali ini adalah suatu pertemuan kecil, akan tetapi aku menggunakan kesempatan ini dengan Sebaik‐baiknya”. Dari rapat kecil inilah Virus-45 Mula-mula tersebar dan terus menyebar dari mulut ke mulut lalu masuk ke dalam telinga dan menjangkit hati dan pikiran peserta rapat.
Seperti Virus pada umumnya yang ada di dunia ini yang dapat menimbulkan gejala penyakit pada tubuh dan kejiwaan. Virus-45 Bung Karno juga memiliki gejala yang tak kalah hebatnya, sekali tersentuh dan Positif terjangkit olehnya maka si penderita akan mengalami demam revolusioner yang sangat menggebu, seperti terjangan ombak yang menghempas dan memukul tanpa henti. Dan tiada obat yang dapat menyebuhkan demam revolusioner begitu hebatnya selain kata merdeka atau mati!
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lindah Rakyat Indonesia, Bung Karno mengatakan. “Dalam masa ini aku menyadari untuk lebih berhati‐hati dengan ucapan‐ucapanku. Pengaruhku terhadap rakyat sudah tumbuh sedemikian, sehingga kalau aku berkata, "Makan Batu", mereka akan memakannya’’. Virus-45 Bung Karno begitu merasuk kedalam tubuh rakyat hingga ke Tulang, Batu pun akan rakyat kunyah kalau Bung Karno yang memberi titah. Tentu cinta rakyat kepada Bung Karno bukanlah suatu yang Mengada-ngada, cinta itu adalah cinta balasan yang rakyat berikan, karna Bung Karno juga begitu mencitai rakyat. cinta Bung Karno bukan cuma di hati tapi menjalar hingga ke pikiran dan sanubari perasaan manusia yang paling dalam, dari dalam sanubari yang telah menderita berabad lamanya itu Bung Karno menggali terus dan terus hingga ke dalam sanubari Kakeknya, Buyut sampai ke leluhurnya yang hidup di zaman Majapahit, Sriwijaya dan terus ke Samudera Pasai, dari hasil penggalian itu Bung Karno menemukan barang tambang Pusaka paling berharga yang pernah ada di Bumi Nusantara dari lapis Pertama hingga ke-Tujuh yaitu “Pancasila”.
Virus-45 Bung Karno bukanlah Virus jahat yang menghisap darah serta merenggut kehidupan manusia. Ia adalah Virus penghisap kepiluan serta rasa rendah diri dari seorang anak bangsa. Dari mangsanya seorang petani yang bernama Marhaen, Bung Karno mampu melahirkan konsep “Marhaenisme” pada akhirnya menjadi simbol identitas dari rakyat Indonesia. Dari seorang wanita yang telah menumpahkan cinta kasih serta turut dalam membesarkan Putra Sang Fajar, Bung Karno melahirkan konsep “Sarinah” “kewajiban wanita dalam perjuangan republik indonesia”. Jadi ia bukanlah Virus jahat yang bernama Komunis seperti yang di tuduhkan oleh lawan politiknya. Tidak, Bung Karno tidaklah seorang komunis, Bung Karno si Virus-45 adalah seorang sosialis revolusioner.
Pandemi Virus-45
Virus-45 Bung Karno pernah jadi Pandemi dimasa perang dingin, menjalar diantara dua kekuatan Blok besar, barat dan timur. Virus-45 menjalar sebagai gagasan besar kepada masyarakat dunia ketiga, hadir bagai ramuan herbal untuk menghangatkan diri di tengah dinginya peperangan Amerika dan Uni Soviet. Virus-45 Bung Karno hadir bukanlah dengan tujuan mencari pengikut dan pelengkap untuk mengisi shaf barisan belakang. Ia muncul menulari kesadaran diri sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat di Asia Afrika.
Bung Karno si Singa podium pemimpin besar revolusioner meyemburkan si virus-45 terbang ke angkasa menyebar ke berbagai penjuru Bumi, menghinggapi hati dan pikiran para Pemimpin-pemimpin dunia. Membangun solidaritas sesama bangsa berdiri sama tinggi duduk sama rendah tanpa Membeda-bedakan Ras dan Agama. Melahirkan gagasan konfrensi Asia Afrika di Bandung (18-24 April 1955) dalam upaya menciptakan perdamaian dunia, diikuti oleh Negara-negara yang baru merdeka dan bangsa yang ingin merdeka.
Rakyat dan negara Indonesia kedepanya bisa menjadikan Virus-45 sebagai literasi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Sebagai cerminan hidup dalam berbangsa dan bernegara agar terciptanya tatanan kehidupan dunia yang adil dan makmur, menghilangkan penjajahah dari muka bumi untuk selama-lamanya, karna sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Virus-45 hiduplah disetiap waktu dan masa, Tak Lekang di Jakarta Tak Lapuk di Kaltim.
Artikel ini ditulis untuk mengikuti lomba penulisan artikel oleh DPD PDI Perjuangan dalam rangka memeriahkan Bulan Bung Karno.
Headline
- Headline
Berita Terkait
Berita Terkini
Berita Populer
-
- 28 Oktober 2025
-
- 28 Oktober 2025
-
- 28 Oktober 2025
-
- 28 Oktober 2025
-
- 28 Oktober 2025
.jpg)





