LDberita.id - Batubara, Meski Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara mengelola anggaran miliaran rupiah untuk pengembangan prasarana pertanian, kondisi irigasi di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, tetap memprihatinkan. Saluran air yang menjadi urat nadi pertanian seluas 34 hektare di daerah ini masih terbengkalai, mengancam produktivitas petani setempat.
Keluhan mengenai lemahnya suplai air di wilayah ini bukan hal baru. Saluran irigasi di titik paling hilir Daerah Irigasi (D.I) Purwodadi atau TU 20 ini telah lama mengalami penurunan fungsi akibat minimnya perawatan. Namun, hingga kini, belum ada langkah nyata dari dinas terkait untuk menangani masalah tersebut. Padahal, keberadaan irigasi yang optimal sangat berpengaruh terhadap hasil panen petani.
“Kami sudah sering mengeluh soal irigasi ini, tetapi tidak ada tindakan dari pemerintah daerah. Air yang mengalir sangat lemah, dan kami harus mencari alternatif sendiri agar sawah tetap bisa ditanami,” ujar salah satu petani setempat, Selasa (4/2/2025).
Anggaran Besar, Hasil Tidak Terasa
Ironisnya, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara pada tahun 2023 mengelola anggaran sebesar Rp876.750.000 untuk program Penyuluhan Pertanian, serta Rp5.142.248.000 untuk program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana Pertanian. Namun, alokasi dana besar ini tampaknya belum memberikan dampak signifikan bagi petani di Desa Perupuk.
“Dengan anggaran miliaran rupiah, seharusnya masalah irigasi ini bisa segera diatasi. Tapi kenyataannya, saluran air tetap dibiarkan dalam kondisi buruk, padahal ini sangat vital bagi petani,” tegas Fauzi, Kabid Hortikultura dan Prasarana Pertanian, saat dimintai tanggapan.
Kondisi ini semakin bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah pusat. Kementerian Pertanian RI di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman terus menegaskan komitmennya dalam meningkatkan infrastruktur pertanian, termasuk irigasi. Bahkan, pada tahun 2025, Kementan kembali berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memastikan distribusi air bagi petani berjalan optimal. Namun, tanpa respons cepat dari dinas terkait di daerah, program ini sulit dirasakan manfaatnya.
Petani Berharap Perubahan
Lambannya respons dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara semakin memicu kekecewaan di kalangan petani. Mereka berharap dinas terkait segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem irigasi di Desa Perupuk.
“Kalau saluran air terus begini, kami khawatir produksi padi menurun drastis. Kami butuh kepastian, bukan sekadar janji,” ujar seorang petani lainnya.
Mengingat pentingnya irigasi bagi keberlanjutan pertanian, para petani berharap agar anggaran yang tersedia benar-benar dialokasikan dengan tepat sasaran. Mereka juga mendesak pemerintah daerah untuk lebih serius dalam menangani permasalahan ini sebelum kondisi semakin memburuk." tandasnya. (End)
.jpg)





