Batubara

Malaria Tak Terkendali, Kinerja Dinkes P2KB Batu Bara Stagnan dan Tak Mampu Berinovasi

post-img
Foto : Terlihat sebuah spanduk besar dipajang dari labkesmas Banda Aceh dan lembaga lainnya di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bertulisan surveilans vektor dalam rangka investigasi penyakit

LDberita.id - Batubara, Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Batu Bara kini menjadi sorotan menyusul kritikan dari pengamat sosial Batu Bara.

Ramli Sinaga, dalam pernyataannya mengungkapkan kekesalan mendalam atas kegagalan dinkes dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat, terutama terkait endemik malaria yang terus menghantui warga Batu Bara. ucapnya di lima Puluh Pesisir, Kamis (22/08/2024).

Ramli menyoroti sebuah spanduk besar yang dipajang dengan bangga di lingkungan Dinkes P2KB Batu Bara, Spanduk ini, yang memuat fakta bahwa Batu Bara adalah daerah endemis malaria dan menjadi objek penelitian tahunan, justru menjadi bukti memalukan dari ketidakmampuan dinas terkait dalam menjalankan fungsinya.

“Ini bukan prestasi, ini bencana! Bukannya malu, mereka malah seolah bangga wilayah tugas mereka menjadi ladang penelitian karena ketidakmampuan menangani malaria,” ungkapnya.

Ramli juga mempertanyakan sikap Dinkes P2KB Batu Bara yang terkesan berpuas diri dengan kondisi tersebut.

Menurutnya, fakta bahwa Batu Bara terus menjadi target penelitian berbagai lembaga setiap tahun menunjukkan mandeknya program kesehatan di daerah ini.

“Ini adalah cermin jelas dari kegagalan total. Satu masalah belum selesai, sudah muncul masalah baru. Sementara itu, Dinkes P2KB justru asyik dengan urusan lain. Ini benar-benar stagnan.

Tak hanya itu, Ramli juga mempertanyakan mengapa Kabupaten Batu Bara seolah menjadi laboratorium bagi Balai Laboratorium Kesehatan Aceh dan lembaga lainnya di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sepertinya rutin setiap tahun, Batu Bara menjadi lokasi survei dan penelitian penyakit tanpa ada perbaikan nyata.

“Apakah Pemkab Batu Bara hanya bisa pasrah dan menjadi objek penelitian tanpa ada tindakan nyata?

Ini menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab yang kuat terhadap kesehatan masyarakat Batu Bara,” sindirnya.

Sebagai solusi, Ramli mendesak Pemkab Batu Bara untuk segera mengambil langkah strategis dengan mendorong pendirian Laboratorium Daerah di wilayah Batu Bara.

Dengan menjadikan RS PTC sebagai pusat laboratorium, Batu Bara bisa mandiri dalam menangani berbagai persoalan kesehatan di Batu Bara dan tidak lagi bergantung pada lembaga luar untuk survei dan penelitian.

“Jika Batu Bara memiliki laboratorium sendiri, kita bisa mengatasi masalah kita sendiri, dan melibatkan anak-anak Batu Bara dalam solusi, dan tidak hanya menjadi objek penelitian,” tegasnya mengakhiri.

Dengan kondisi kesehatan yang semakin memburuk, desakan untuk perubahan drastis semakin kuat.

Masyarakat Batu Bara menunggu langkah nyata, bukan sekadar janji dan spanduk kosong yang menghiasi dinding-dinding kantor dinas saatnya Batu Bara bangkit dan menuntaskan masalah kesehatan yang sudah terlalu lama diabaikan," tandasnya. (Boy)

Berita Terkait