Batubara

Ketua ISNU Batu Bara: Hoaks Soal Pengutipan Rp30 Juta Bisa Merusak Reputasi Dunia Pendidikan

post-img
Foto : Kegiatan buka puasa bersama (Bukber) jurnalis dengan santri dan pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Itqon di Jl. Pematang Jenang, Jumat (21/03/2025)

LDberita.id - Batubara, Menjelang akhir bulan suci Ramadhan, beredar isu yang menyeret nama kepemimpinan Bupati Batu Bara, H. Baharuddin Siagian. Isu tersebut menuding adanya kutipan sebesar Rp30 juta kepada setiap kepala sekolah (kepsek) tingkat SD dan SMP di Kabupaten Batu Bara agar tetap mempertahankan jabatannya.

Namun, tuduhan tersebut telah terbantahkan setelah berbagai pihak memberikan klarifikasi dan membuktikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Batu Bara, Jasmi Assayuti, menegaskan pentingnya menjaga situasi tetap kondusif, terutama di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum memperkuat persaudaraan dan ketakwaan.

“Kita harus lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar. Jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang belum terverifikasi, apalagi jika dapat merusak suasana damai di tengah masyarakat.

Ramadhan adalah bulan suci yang harus kita jaga dari fitnah dan kabar bohong yang bisa merusak nilai ibadah kita,” ujar Jasmi Assayuti, Minggu (30/03/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa penyebaran hoaks dapat menciptakan keresahan, melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintah, dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Oleh karena itu, Jasmi mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk para pendidik, tokoh agama, serta pemangku kepentingan lainnya, untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terbukti kebenarannya.

“Saya mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi. Jangan sampai kita ikut menjadi bagian dari penyebar kebohongan yang justru merugikan kita sendiri,” tambahnya.

Sebelumnya, salah satu staf Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara telah mengklarifikasi bahwa tuduhan pengutipan tersebut tidak berdasar dan hanya merupakan isu yang sengaja dihembuskan untuk menyesatkan opini publik.

Seorang kepala sekolah SD di Kecamatan Lima Puluh Pesisir juga menegaskan bahwa ia tidak pernah mendengar atau mengalami praktik pengutipan tersebut.

Dengan adanya klarifikasi ini, Jasmi Assayuti berharap semua pihak dapat lebih berhati-hati dan tetap fokus pada upaya membangun Kabupaten Batu Bara yang lebih baik.

“Jangan sampai kita mengorbankan nilai-nilai kebaikan di bulan Ramadhan hanya karena isu yang tidak jelas sumbernya.

Mari kita jaga persatuan, kedamaian, dan kondusivitas di Batu Bara demi kebaikan bersama,” pungkasnya. (End)

Berita Terkait