LDberita.id - Jakarta, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Kementerian Agama, Waryono Abdul Ghafur mendorong BAZNAS dan LAZ untuk mendayagunakan dana zakat di bidang pendidikan. Ia mengatakan, saat ini, dana zakat yang telah dialokasikan untuk pendidikan hanya 4-5 persen. Sementara, menurutnya, alokasi dana zakat yang ideal untuk pendidikan yaitu sebanyak 20-30 persen.
Ia menekankan perlunya kolaborasi antara Kemenag, BAZNAS, dan LAZ dalam percepatan penyusunan program untuk mengatasi keterbatasan pengetahuan, terutama bagi mustahik zakat.
"(Pendayagunaan) atau investasi di bidang pengetahuan sangat penting di semua lembaga. Salah satu faktor kemiskinan adalah kurangnya pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan percepatan dan dukungan dalam perencanaan serta implementasi program dan kegiatan," jelas Waryono kepada wartawan, Selasa (6/2/2024).
Ghafur mengungkapkan, kapasitas pengetahuan memiliki peran krusial dalam optimalisasi sumber daya alam. Tanpa pengetahuan, segala sumber daya yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara efektif.
Waryono menambahkan, investasi pendidikan tidak hanya terbatas pada mustahik murni, tetapi juga bagi mustahik yang merupakan amil dari kalangan pesantren. Waryono mendorong amil pesantren untuk mengambil beasiswa dari dana abadi pesantren guna meningkatkan kualitas pengetahuan dan pendidikan, sehingga dapat melahirkan program-program berkualitas untuk mustahik lainnya.
"Dana abadi pesantren termasuk salah satunya untuk amil. Teman-teman amil dari pesantren memiliki peluang untuk mendapatkan beasiswa S1, S2, dan S3. Hal yang sama berlaku untuk beasiswa LPDP," papar Ghafur.
Wakil Ketua II BAZNAS Jawa Tengah, Zain Yusuf, mengungkapkan keberhasilan BAZNAS Jawa Tengah bersama FOZ dan LAZ dalam mengumpulkan dana sekitar Rp48 miliar untuk Palestina. Yusuf mengatakan, pengumpulan dana zakat di daerah tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan target sebesar Rp100 miliar dalam Rencana Anggaran dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024.
Yusuf menjelaskan, 50 persen dari penyaluran dana zakat masih diperuntukkan bagi mustahik konsumtif, sementara 50 persen sisanya untuk mustahik produktif, seperti pelatihan budidaya lele, barbershop, cacing sutera untuk kosmetik, dan tenaga konstruksi.
Sebelumnya, pada Minggu pagi, 4 Februari 2024, Waryono Abdul Ghafur melaksanakan Jalan Santai Sunday Morning bersama LAZ se-Jawa Tengah sebelum mencapai Taman Tirto Agung Kota Semarang. Kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan Kompetensi SDM Amil Pengelola Zakat se-Jawa Tengah di Taman Tirto Agung dan Restoran Go Ramey, Semarang, Jawa Tengah, yang dihadiri perwakilan BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, BAZNAS Kabupaten Semarang, BAZNAS Kota Semarang, Forum Zakat, dan perwakilan dari 40 LAZ. (red)
.jpg)





