LDberita.id - Batubara, Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Batu Bara, Azmi Akbar, menegaskan bahwa kemerdekaan sejati tidak cukup dirayakan melalui upacara bendera atau sidang resmi jika kebutuhan dasar rakyat, khususnya petani, masih diabaikan.
“Bagi kami, kemerdekaan itu nyata ketika persoalan paling mendasar, seperti pangan dan infrastruktur pertanian, terpenuhi. Jalan rusak yang harus dilalui petani setiap hari untuk membawa hasil panennya harus diperbaiki, bukan hanya menjadi latar belakang upacara bendera,” ujar Akbar, Jumat (15/8/2025),
Akbar melihat kondisi petani di Batu Bara yang masih menghadapi berbagai kendala di antaranya jalan desa yang rusak parah, irigasi terbatas, dan sulitnya akses pasar. Kondisi ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang menegaskan hak petani untuk memperoleh sarana produksi, akses pasar, dan dukungan pemerintah agar produktivitas pertanian meningkat.
Ia juga mengingatkan Pemkab Batu Bara agar mematuhi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menegaskan bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan, keterjangkauan, mutu, dan keamanan pangan.
“Jika pemerintah daerah membiarkan kebutuhan ini terabaikan, maka merdeka kita hanya simbol belaka. Petani masih menanggung beban biaya produksi tinggi dan jalan rusak yang menghambat distribusi hasil panen,” kata Akbar.
Menurutnya, kedaulatan petani adalah bagian dari strategi mempertahankan kemerdekaan bangsa. Tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai, petani Batu Bara tetap rentan terhadap tekanan ekonomi, sementara potensi daerah tidak optimal.
“Kalau Pemkab Batu Bara masih abai terhadap kebutuhan mendasar petani hari ini, sama saja kita belum merdeka sepenuhnya.
Kemerdekaan sejati adalah ketika petani bisa makan dari hasil bumi sendiri, menjual hasil panennya dengan harga layak, dan tidak lagi tersiksa oleh jalan rusak dan infrastruktur pertanian yang terbengkalai,” pungkas Akbar. (Boy)
.jpg)





