LDberita.id - Batubara, Sebanyak 40 anggota DPRD Kabupaten Batu Bara masa jabatan 2024-2029 diwajibkan mengikuti orientasi yang diselenggarakan oleh BKPSDM Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan ini direncanakan berlangsung di Hotel Polonia Medan pada Desember 2024. Menurut Sekretaris DPRD Kabupaten Batu Bara, Izhar Fauji, orientasi ini bertujuan membekali anggota dewan baru dengan wawasan mengenai fungsi, tugas, dan wewenang mereka, sekaligus meningkatkan integritas dan moralitas sebagai wakil rakyat.
Namun, di balik pernyataan formal ini, pertanyaan besar muncul, sejauh mana orientasi seperti ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat? Ataukah hanya sekadar formalitas yang menghabiskan anggaran tanpa menghasilkan perubahan nyata.
Orientasi untuk Wakil Rakyat, Tapi Apa untuk Rakyat
Izhar Fauji menekankan pentingnya orientasi untuk memberikan ilmu kepada para anggota dewan. Namun, orientasi yang berlangsung di hotel mewah kerap memunculkan stigma negatif di masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Apa urgensinya melibatkan hotel berbintang jika pembekalan itu bisa dilakukan di fasilitas lokal yang lebih hemat anggaran.
Poin ini semakin mencolok ketika banyak fasilitas publik di Kabupaten Batu Bara, seperti puskesmas pembantu atau sekolah, membutuhkan perhatian serius. Mengapa anggaran besar untuk orientasi tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan prioritas masyarakat.
Izhar juga menyebutkan orientasi ini bertujuan menyelaraskan program DPRD dengan pemerintahan yang baru. Pernyataan ini terdengar menjanjikan, tetapi masyarakat Batu Bara sudah sering kecewa dengan hasil dari kegiatan serupa.
Apakah orientasi ini akan mengubah wajah pelayanan publik di Batu Bara? Ataukah hanya akan menambah daftar acara seremonial tanpa hasil nyata.
Sejumlah pengamat menilai bahwa orientasi semacam ini seringkali hanya menjadi ajang formalitas, tanpa diiringi evaluasi konkret atas kinerja para wakil rakyat di masa depan.
Apakah ada mekanisme pengukuran untuk memastikan ilmu yang diperoleh benar-benar diterapkan dalam tugas mereka.
Masyarakat Batu Bara berharap orientasi ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan yang tak berdampak. Wakil rakyat harus memahami bahwa tugas mereka adalah melayani masyarakat, bukan hanya mengikuti serangkaian acara yang tidak memberikan solusi terhadap masalah-masalah mendesak di lapangan.
Seperti yang diungkapkan seorang warga Desa Lima Puluh Pesisir, "Kami tidak butuh mereka belajar di hotel. Yang kami butuhkan adalah perbaikan jalan, air bersih, dan layanan kesehatan. Kalau orientasi ini tidak berdampak, lebih baik uangnya dipakai untuk memperbaiki fasilitas umum.
Orientasi DPRD semestinya menjadi langkah awal untuk membuktikan bahwa para anggota dewan serius dalam menjalankan amanah rakyat.
Alih-alih fokus pada fasilitas mewah, mereka seharusnya memanfaatkan waktu orientasi untuk berdiskusi dengan masyarakat, mendengar keluhan langsung, dan menyusun strategi konkret untuk perbaikan.
Kegiatan ini harus meninggalkan jejak yang jelas: peraturan daerah yang berpihak pada rakyat, transparansi anggaran, dan program yang menjawab kebutuhan masyarakat.
Jika tidak, orientasi ini tak lebih dari pemborosan yang akan menjadi bahan sindiran masyarakat Batu Bara di masa depan." tandasnya. (Boy)